Dia..
Yang saat ini jauh dari pandangan
Yang tak sanggup lagi aku mengukir senyumnya
Yang tak mampu lagi aku mengharap doanya
Kecuali aku yang mendoakannya
Dia..
Yang kini hanya tinggal sendiri
Yang semakin hari semakin bertambah jumlah kerutan di wajahnya
Yang kini menjadi satu-satunya harapan mustajabku
Untuk seluruh perjalanan hidupku
Dia..
Yang terkadang membuat hati ini seperti duri
Yang terkadang membuat kepala ini serasa bertanduk
Namun selalu ada setiap saat dengan telapak tangan dan
bahunya
Dia..
Yang dahulu pernah berjanji meski tak ditepati
Yang dahulu pernah memujaku meski sesaat
Yang dahulu sempat memberi warna meski pudar
Dia..
Yang kini mengisi hari-hariku
Yang selalu mendendangkan lagu rayu dan sendu
Yang mengajarkanku bersikap melalui tingkahnya
Yang hampir selalu terselip diantara doa-doaku padaNYA
Dia..
Yang saat ini masih dalam bayang semu
Yang telah tertulis dalam lauhul mahfudz
Yang tak akan pernah tertukar
Yang pandangan senyumnya adalah penentram jiwa
DIA..
Yang Maha memahami setiap bisik hati
Yang Maha menjadikan segalanya mungkin
Yang segala sesuatu berdasarkan kehendakNYA
Yang segala sesuatu pasti kembali kepadaNYA
(Albint)