Thursday 5 December 2013

Geming



Saat ia dengan gagahnya berjalan
Aku masih tertatih mencoba untuk tetap terus bertahan
Sekelebat asa hinggap sejenak
Mengalir dari senyum yang terlunak
Aku tergelak
Aku tersentak
Mengapalah selama ini aku hanya berdiam
Bukankah seharusnya aku mendendam?
Kerling yang telah ia capai hanya mampu kepandang
Melalui ujung batas yang hingga kini masih terbentang
Siapa aku?
Mengapa aku?
Tidak samakah aku?
Bukankah aku?
Aahh..
Kini aku tau,
Aku harus sedikit memaksa
Merasa sedikit tersiksa
Tak apa..
aku bukan miskin papa
aku miliki raga dan pula pasangannya
persis miliknya…
akan ku dapatkan pula jalan seperti miliknya
gagah yang ia punya
{edisi iri dengan apa yang telah di dapat oleh kawan-kawanku*(karya)}

Tuesday 16 April 2013

Dia....



Dia..
Yang saat ini jauh dari pandangan
Yang tak sanggup lagi aku mengukir senyumnya
Yang tak mampu lagi aku mengharap doanya
Kecuali aku yang mendoakannya

Dia..
Yang kini hanya tinggal sendiri
Yang semakin hari semakin bertambah jumlah kerutan di wajahnya
Yang kini menjadi satu-satunya harapan mustajabku
Untuk seluruh perjalanan hidupku

Dia..
Yang terkadang membuat hati ini seperti duri
Yang terkadang membuat kepala ini serasa bertanduk
Namun selalu ada setiap saat dengan telapak tangan dan bahunya

Dia..
Yang dahulu pernah berjanji meski tak ditepati
Yang dahulu pernah memujaku meski sesaat
Yang dahulu sempat memberi warna meski pudar

Dia..
Yang kini mengisi hari-hariku
Yang selalu mendendangkan lagu rayu dan sendu
Yang mengajarkanku bersikap melalui tingkahnya
Yang hampir selalu terselip diantara doa-doaku padaNYA

Dia..
Yang saat ini masih dalam bayang semu
Yang telah tertulis dalam lauhul mahfudz
Yang tak akan pernah tertukar
Yang pandangan senyumnya adalah penentram jiwa

DIA..
Yang Maha memahami setiap bisik hati
Yang Maha menjadikan segalanya mungkin
Yang segala sesuatu berdasarkan kehendakNYA
Yang segala sesuatu pasti kembali kepadaNYA


(Albint)

Sunday 24 February 2013

Ia masih tetap saja acuh

sampai hari ini..
laki-laki tercinta itu masih tetap saja acuh..
bahkan sebentar lagi mentari akan menghilang dari perenduannya
ia masih tetap saja acuh...
pura-pura tak tau apa yang aku rasakan karnanya..
betapa ingin saat senja yang cantik rupawan itu menyapa sebentar lagi
dia pun membawa senyumnya ke hadapannku

kau..
bila manakah kau bertahan dengan kebisuanmu itu?
bila manakah kau bertahan dengan sikap dinginmu itu?
bukankah di hari-hari yang telah berlalu aku telah mengatakan panjang lebar sebab akibatnya?
 atau mungkin aku bukan lagi keinginanmu?

Saturday 23 February 2013

Tidak Ada Istilah Mantan


                                                                                                                        Jember, 05 April 2012

Jika tuhan mengizinkan, biarlah kebaikanmu dimasa lalu tetap menjadi seulas senyum untuk hari ini dan selamanya…
Seulas senyum yang menghapus rasa bersalah satu sama lain, membunuh benci dan amarah, serta mengubur dendam dalam-dalam….
Tidak ada istilah “mantan” untuk sebuah pertemanan
Bagaimanapun aku dahulu dan kamu dahulu,,, bukanlah sebuah arti jika kita tahu hakikat makna dari kata “ maaf “ dan “ terima kasih “
Untuk itu tetaplah tersenyum seperti bagaimana aku selalu berusaha tersenyum..
Kita bertemu tidak ditakdirkan untuk berselisih
Tapi tuhan memberi kita waktu untuk mencari sebuah kepastian tentang bagaimana sebenarnya posisi kita  untuk satu sama lain, seberapa besar arti hidup kita untuk satu sama lain…
Dan inilah kita hari ini…
Bahwa sepertinya persahabatan itu jauh lebih indah bagi kita, dan bukan yang lain….
Kita jauh lebih mudah berkomunikasi sebagai teman, bukan lebih…
Kita jauh lebih sering hadir sebagai teman, bukan yang lain….
Dan kita jauh lebih baik sebagai teman, bukan kekasih…
Kini aku tau jawaban sebenarnya dari tiap doa-doaku untukmu di tiap malam-malamku dahulu….
Bahwa kita akan jauh lebih baik jika kita hidup sendiri-sendiri
Bahwa kita jauh lebih baik jika kita berada di jalan masing-masing…
Semoga Alloh selalu menunjukkan kita jalan-NYA yang lurus. Amiiin…

Friday 22 February 2013

Beku

Aku beku dalam senyap
Meratap pilu tak berani berharap
Aku dingin dalam sepi
Dilemaku mencari pijakan diatas kaki sendiri
Mereka tak datang
Aku terbuang…..
Kuhamparkan permadani luas untukku bernafas sejenak,
Namun yang kudapat justru semakin semakin sesak…
Tak ayal hatiku semakin berbuah benci dan amarah
Berjalan menapaki muskilah yang semakin tak terjamah…
Aku ingin berteriak
Aku ingin marah
Tapi,,
Pada akhirnya aku jualah yang harus menyadari, bahwa akulah yang bersalah…
Karna sejatinya hatiku tak pernah menemukan terjemah…

                                                                                                KAGOME’

Abjad Cinta


A : andai kau adalah cintaku
B : betapa bahagianya memandang wajah yang lugu itu
C : cahaya yang indah dalam hati
D : dan juga sanubari
E : emosiku kian melambung saat
F : fikiranku hanya tertuju padamu
G : Gelora asmara yang dipilihkan Tuhan
H : hingga nanti ajal menjemput
I : Izinkan aku berucap
J : janji setia sampai akhir hayat bahwa
K : kaulah pujaan dalam hati….
L : lama aku menanti
M : menanti sosok
N : nan rupawan…
O : orang bilang omong kosong, tapi aku
P : percaya sepenuhnya bahwa
Q : Qoidah terindah dalam dunia cinta adalah
R : rasaku dan rasamu yang menyatu., maka
S : saat cinta berbisik
T : tak ayal raga inipun tergugah
U : untuk menyambutmu dengan
V : volume rinduku yang kian hari kian memuncak…..
W : wahai sang pencipta cinta
X : Xperimen terindah dalam hidupku adalah pertemuan dengannya
Y : yang mengubah peradaban pecundang menjadi pejuang yang tak pernah lekang meski
Z : zaman telah hilang dari pandangan….